Senin, 21 Mei 2018

Ruqyah Syar’iyah

Ruqyah Syar’iyah, Syarat-Syarat Dan Maknanya

Ruqyah menurut bahasa adalah bacaan, mantra atau jampi-jampi. Imam Ibnul Atsir rahimahullah berkata: Ruqyah adalah bacaan atau mantra yang dibaca untuk orang yang terkena gangguan seperti demam dan kesurupan, serta gangguan-gangguan lainnya.

Makna Ruqyah Syar’iyah


Menurut Syekh Nashiruddin al-Albani rahimahullah: “Ruqyah syar’iyah adalah Bacaan yang terdiri dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah yang shahih, untuk memohon kesembuhan kepada Allah dari gangguan yang ada, atau memohon kepada-Nya perlindungan dari kejahatan yang akan datang atau yang dikhawatirkan.”

Mungkin akan muncul pertanyaan di benak anda mengapa kita harus mengambil solusi ruqyah untuk menyembuhkan penyakit yang sedang kita alami, apakah itu sakit fisik, mental, gangguan jin dan sebagainya, adapun yang kita dimaksud dengan Ruqyah adalah kumpulan ayat-ayat al-Qur-an, ta’awwudz, dan do’a-do’a yang bersumber dari Nabi saw yang dibaca oleh seorang Muslim untuk dirinya, anaknya, atau keluarganya, untuk mengobati penyakit rohani atau penyakit yang ditimbulkan oleh kejahatan Ain (mata jahat) manusia dan jin, kerasukan syaitan, sihir, ataupun penyakit-penyakit yang bersifat fisik.

Inilah Ruqyah Syar’iyah, tidak sebagaimana yang dibayangkan oleh sebagian orang bahwa ia merupakan bagian dari sihir, sulap, ataupun bid’ah munkar yang tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat (sumber) dalam islam.

Oleh karenanya, manakala makna ruqyah syar’iyah ini dipahami secara sempit dan salah di benak mereka, maka mereka pun menuju tukang sihir dan para penipu untuk mencari kesembuhan. Ini sangat berbahaya bagi ‘aqidah seorang Muslim, sebagaimana yang sudah kita ketahui.

Atau bisa jadi, mereka akan mengabaikan beraneka ragam penyakit mereka sampai- sampai mereka merasakan penderitaan dan efek buruk penyakit tersebut dalam jiwa dan kehidupan mereka, di mana hanya Allah yang mengetahui sejauh mana kemudharatan hal ini. Semua ini disebabkan kebodohan dan pelecehan terhadap manfaat ruqyah dalam mengobati penyakit-penyakit tersebut.

MENGAPA HARUS RUQYAH SYAR’IYAH?


Ada beberapa sebab mengapa ruqyah syar’iyah menjadi solusi utama untuk mengatasi gangguan jin, sakit fisik, mental dan lain-lain, ringkasnya adalah sebagai berikut :
  • Ruqyah bagian dari sunnah. Rasulullah saw melakukannya, istri beliau dan para sahabat beliau.
  • Kurangnya dzikir dan membentengi diri dengan wirid. Mayoritas kaum Muslimin pada saat ini, kecuali yang dirahmati Allah, lalai dari dzikir kepada Allah dan lupa membentengi diri mereka dengan dzikir dan do’a, baik berupa dzikir pagi dan petang, dzikir yang berkaitan dengan kondisi dan momen tertentu, dzikir setelah shalat lima waktu, ataupun dengan membaca al-Qur-an, do’a, dan istighfar. Kelalaian ini menyebabkan hilangnya hal-hal yang dapat menjaga seseorang dari ‘ain (mata jahat) dan menjadikan pelaku ‘ain menjadi jera. Akibatnya, ‘ain pun mengenai orang lain, sampai-sampai dari kalangan keluarga sendiri, meskipun pelaku ‘ain sama sekali tidak bermaksud demikian. Peristiwa ini mungkin terjadi saat pelaku ‘ain melihat perkara yang membuatnya takjub, khususnya jika ia tidak mendo’akan keberkahan  ataupun tidak menyebutkan nama Allah pada saat itu.
  • Tersebarnya hasad. Sangat disayangkan, ada sebagian orang yang jika melihat orang lain mendapatkan suatu nikmat dari Allah, baik berupa istiqamah, kecerdasan, ketampanan, harta, ataupun anak, ia merasa iri, dan tidak terpuaskan kecuali setelah menyakiti pihak yang bersangkutan, baik dengan sihir ataupun ‘ain. Semoga Allah melindungi kita dari keburukan hasad dan ain.
  • Ruqyah dapat menyembuhkan sejumlah penyakit, Terkadang suatu penyakit, baik penyakit rohani ataupun jasmani yang dialami seseorang, ataupun salah satu anak dan familinya, sedangkan ia tidak menyadarinya, khususnya ‘Ain. Telah ditegaskan dalam hadits bahwa efek ‘ain sangat cepat menimpa seseorang.
Nabi saw bersabda:

وَأَخْرَجَ مُسْلِمٌ وَأَحْمَدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ عَنِ ابْنِ عَبَاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” اَلْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابِقُ الْقَدَرِ لَسَبَقَتْهُ الْعَيْنُ ” صححه الألباني في السلسلة الصحيحة ( 1251 ) .


Artinya:

Dari Ibnu Abbas ra, dari Nabi saw beliau bersabda: ‘Ain itu benar adanya. Sekiranya ada sesuatu yang mendahului takdir, ‘ain-lah yang men-dahuluinya. (HR Muslim, Ahmad dan Tirmidzi).

Orang yang terkena ‘ain akan mengalami berbagai macam gangguan dalam hidupnya, Bahkan bisa jadi ia meninggal karenanya, jika ia tidak mengobati dirinya dengan ruqyah syar’iyyah. Disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:

أَكْثَرُ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ أُمَّتِيْ – بَعْدَ قَضَاءِ اللهِ وَقَدَرِهِ – بِالْعَيْنِ

Artinya:

“Mayoritas umatku meninggal karena ‘ain setelah ketetapan dan takdir Allah.” (Shahih Al Jami’)

Ibnu Taimiyyah berkata: “Tidak ada suatu jasad yang terlepas dari hasad. Namun, orang yang jelek menampakkan hasad tersebut, sedangkan orang yang mulia menyembunyikannya.”

  • Alasan berikutnya adalah terpenuhinya sarana-sarana yang menyebabkan jin mampu menguasai manusia. Saat ini kebanyakan kaum muslimin berada dalam kondisi dan keadaan yang menyebabkan jin mampu menguasai mereka. Contohnya adalah dengan menyia-nyiakan shalat, tenggelam dalam maksiat, syahwat dan kemunkaran, mengganggu jin di tempat-tempat kediaman mereka, lalai dari dzikir kepada Allah, serta tidak membentengi diri dengan do’a dan dzikir yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Sebab-sebab lainnya adalah ketakutan yang sangat ataupun tiba-tiba, kemarahan yang memuncak dalam segala kondisi, kesedihan atau kegembiraan yang mendalam saat menghadapi suatu masalah tertentu.
  • Ruqyah syar’iyyah dan amal-amal shalih lainnya merupakan sebaik-baik jalan yang dapat mengobati Jasmani dan Rohani mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan jiwa dan ketentraman hati. Saat ini banyak orang yang mengeluhkan penyakit- penyakit modern, seperti stress, sedih, gundah, depresi, galau dan lain-lain. Obat yang paling mujarab untuk penyakit-penyakit di atas bagi penderitanya adalah ruqyah syar’iyyah, setelah pelaksanaan kewajiban- kewajiban syari’at dan taat kepada Allah.
  • Ruqyah adalah sebaik-baik asbab -setelah Allah- yang membantu seseorang untuk melaksanakan amal shalih dan konsekuen dalam iman. Betapa banyak orang merasa berat untuk melakukan ibadah, sulit menunaikan shalat pada waktunya, melenceng dari hidayah, serta berlebih-lebihan dalam maksiat dan dosa. Sekiranya mereka, dan orang-orang yang semisal mereka mengikuti resep Nabi berupa ruqyah atau mendapatkan petunjuk dalam hal ini tentulah mereka -dengan izin Allah dengan Memilih Ruqyah Syar’iyah in syaa Allah- mendapatkan pertolongan dalam menghadapi perkara-perkara yang menghadang jalan mereka untuk berbuat kebajikan, baik berupa problema ataupun kesulitan. Di samping itu mereka juga mendapatkan pertolongan untuk melaksanakan ketaatan, menjauhi perkara yang haram, serta istiqamah dalam agama.
  • Hasil Ruqyah Syar’iyah aman dan terjamin in Syaa Allah. Kita telah mengalami banyak kerugian berupa harta, waktu, dan usaha yang kita keluarkan untuk mengobati kesehatan jasmani dan rohani di sejumlah rumah sakit ataupun klinik. Sekiranya dikatakan kepada salah seorang dari kita: “Obat untuk penyakitmu ada di ujung dunia,” tentulah ia akan pergi ke sana. Jika dikatakan kepadanya: “harga Obatmu sekian” tentulah ia akan membelinya. Dia tidak berpikir untuk mencari alternatif pengobatan lain yang di dalamnya terdapat Ruqyah Mengobati Jasmani dan Rohani kesembuhan yang haqiqi dan mujarab, yaitu ruqyah syar’iyyah. Padahal ruqyah ini hanya membutuhkan sedikit usaha, waktu, serta kesabaran. Di samping mendapat kesembuhan, jika melakukan ruqyah, ia juga akan mendapatkan pahala. Ia tidak akan mengalami kerugian sedikit pun.

SYARAT-SYARAT  RUQYAH  SYAR’IYAH:

Di tengah masyarakat banyak juga kita temukan para dukun yang sering kali menggunakan ayat-ayat Al Qur’an untuk menjalankan misi sihirnya, seringkali pula hal ini mengecoh masyarakat awam sehingga mereka terjebak dalam perangkap para dukun, mereka tidak bisa membedakan mana yang Dukun mana pula Peruqyah yang berstandar Al Qur’an dan Sunnah, untuk mempermudah kita mengenali para dukun, atau yang berlagak ustadz tapi dukun maka berikut ini kami sebutkan beberapa ciri khas dari pada Ruqyah syar’yah yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah:

  • Ruqyah menggunakan firman Allah (Ayat – Ayat Al Qur’an), nama dan sifat-sifat-Nya (Asma’ul Husna), atau ucapan yang bersumber dari Nabi saw.
  • Menggunakan bahasa Arab yang fasih atau ucapan yang diketahui maknanya
  • Orang yang meruqyah yakin bahwa ruqyah tidak memberi dampak kecuali dengan takdir dari Allah Ta’ala.
  • Ruqyah tidak dilakukan dengan tata cara yang haram atau bid’ah. Seperti melakukan ruqyah di kamar mandi, kuburan, mengkhususkan waktu tertentu untuk ruqyah seperti saat melihat bintang, meruqyah dalam keadaan junub, atau memerintahkan penderita untuk diruqyah dalam keadaan junub dan lain-lain.
  • Pihak yang meruqyah bukanlah penyihir, dukun, atau peramal.
  • Ruqyah tidak mengandung ungkapan atau tata cara yang diharamkan, karena Allah tidak menjadikan perkara yang haram sebagai obat.
  • Membaca Al Qur’an dengan benar sesuai kaedah tajwid yang berlaku.
Apabila ciri-ciri tersebut ada pada diri Peruqyah maka benarlah ia seorang peruqyah, namun bila ciri-ciri ini tidak ada pada diri mereka, maka anda harus hati-hati dengan mereka dikhawatirkan itu praktek ruqyah yang tidak syar’i sehingga tidak memberikan manfaat apa-apa untuk anda atau bahkan mendatangkan jin lainnya kedalam tubuh anda. Wallahu a’lam.
Read More

Minggu, 24 September 2017

Sejarah Agama Islam Di Dunia

Sejarah Agama Islam Di Dunia

Sejarah Agama Islam Di Dunia

Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai menurun dalam wahyu pertama di 622 seperti diungkapkan Rasul terakhir, Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai sekarang.

Sejarah Agama Islam Di Dunia
Islam muncul di Semenanjung Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat ayat-ayat Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. Islam berkembang ke Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.

Namun, munculnya Islam sebagai kerajaan kerajaan Umayyah, Abbasiyah, kerajaan Seljuk / Turki Seljuk, Ottoman Empire, Mughal Empire, India, dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaan yang kuat. Tempat yang bagus untuk belajar ilmu pengetahuan telah menyadari sebuah peradaban Islam yang agung.Banyak ahli dalam ilmu sains dan sebagainya muncul dari negara-negara Muslim, terutama dizaman emas Islam.
Pada abad ke-18 dan ke-19 Masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman runtuh kerajaan Islam terakhir menyembah bumi.

Nabi Muhammad S.A.W
Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam adalah daerah yang sangat terbelakang. Banyak orang Arab yang penyembah berhala dan pengikut lain dari agama Kristen dan Yahudi. Mekkah saat itu adalah tempat suci bagi orang-orang Arab. karena di tempat-tempat ini ada berhala agama mereka dan ada juga Sumur Zamzam, dan yang paling penting adalah Ka’bah.

Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada Tahun Gajah adalah pada taggal 12- Rabi’ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah seorang yatim piatu setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal ketika ia berusia 7 tahun.

Kemudian ia dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia dibesarkan dengan baik oleh pamannya, Abu Thalib. Nabi Muhammad kemudian menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Dia memiliki kambing dan menjadi pengembala kambing.

Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Pada saat ia berusia 35 tahun, pada saat banjir di kota Mekah, ia tidak suka suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain orang-orangnya menyembah berhala, orang-orang Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad menghabiskan banyak waktu degan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan Mekkah.

Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, ia dikunjungi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu, ia mengajar ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekat yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun (yang pertama masuk Islam)” dan kemudian secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, setelah turun wahyu al quran surat al Hijr ayat 94.

Di tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. peristiwa ini dinamakan Hijrah. Sejak itu dimulai kalender Islam atau kalender Hijriyah.

Warga Mekkah dan Madinah berjuang dengan Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik meskipun ada di antara umat Islam yang tewas. Muslim akhirnya menjadi lebih kuat, dan menaklukkan kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah kendali Islam.

Perkembangan Agama Islam Di Dunia
Dalam sejarah umum Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Abbasiyah, Bani Umayyah, dan Kekaisaran Utsmaniyah dapat dikatakan untuk menghubungkan daya dari empat khalifah pertama Islam setelah Khulafaur Rasyidin.

Indonesia telah mengenal Islam sejak abad pertama 7 masehi atau Hijriyah, meskipun frekuensinya tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang-pedangang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk berhenti untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih baik, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung hingga beberapa abad kemudian.

Khulafaur Rasyidin


  • 632 – Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah. Usamah bin Zaid memimpin penyerbuan ke Syria. Perang melawan orang yang murtad, yaitu Bani Tamim dan al-Kadzab Musailamah. Dan
  • 633 M – Mulailah pengumpulan Al Quran.
  • 636 M – Perang di tentara Romawi sehingga Ajnadin atas Suriah, Mesopotamia, dan Palestina bisa ditaklukkan. Penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 661 M – Ali bin Abi Thalib meninggal karena dibunuh. Pemerintah Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (cucu dari Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Muslim (umat muslim) menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M – Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, dua kelompok besar, yaitu kekuatan Islam pasukan Hasan Khalifah di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damaskus siap untuk memulai pertempuran besar.Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rencana perdamaian untuk Khalifah Hasan kemudian dengan mempertimbangan persatuan Umat Muslim, rencana perdamaian diterima dengan persyaratan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. disampaikan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah.Tahun itu dikenal sebagai Tahun Perdamaian / Unity (Aam Jamaah) dalam sejarah umat Islam. Sejak saat itu Muslim Khalifah Muawiyah diikuti oleh sistem yang merupakan kerajaan Islam pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) dilakukan untuk generasi (Daulah Umayyah) dari Umayyah Daulah kemudian terus kerajaan Islam yang selanjutnya disebut yaitu pergantian pemimpin.


Kerajaan Bani Ummaiyyah


  • 661 M – Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan sebuah Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M – Mempersiapkan peperangan untuk melawan Konstantinopel
  • 677 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang pertama kali tetapi masih gagal.
  • 679 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang kedua tetapi gagal karena Muawiyah meninggal pada tahun 680.
  • 700 M – Tentara muslim melawan Afrika Utara dari kaum Barbar .
  • 717 M – Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M – Tentara muslim melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M – Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M – Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Dan runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.


Kerajaan Bani Abbasiyyah


  • 752 M – Berdirinya sebuah Kerajaan Bani Abbasiyyah.
  • 763 M – Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
  • 809 M – Wafatnya Harun ar-Rasyid. Al-Amin dan diangkat menjadi khalifah.
  • 814 M – Terjadinya perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma’mun. Al-Amin yang terbunuh dan Al-Ma’mun yang menjadi khalifah.
  • 1055 M – Penyerangan tentara Turki terhadapa Baghdad..
  • 1091 M – Berakhirnya pemerintahan islam di Sicilia karena penyerangan Bangsa Norman.
  • 1095 M- 1099 M – Dimulai pertama kalinya perang Salib dan Tentara Salib mengalahkan Baitul Maqdis. Dan mereka membunuh semua penduduknya.
  • 1144 M – Nuruddin Zengi mengalahkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
  • 1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi mengalahkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
  • 1258 M – Pasukan Mongol melakukan penyerangan dan menghancurkan Baghdad. Ribuan penduduk Baghdad terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
  • 1260 M – Kebangkitan Umat Muslim (islam). Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan sebuah pertahanan Umat Muslim yang ke 3 terakhir setelah Makkah & Madinah) dari pimpinan SultanSaifuddin Muzaffar Al-Qutuz yang mengalahkan pasukan Mongol di dalam sebuah peperangan di Ain Jalut.


Kerajaan Turki Utsmani


  • 1299 M – Sebuah pemerintahan yang kecil di Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
  • 1301 M – Osman I menyatakan bahwa dirinya sebagai seorang sultan. Dan berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
  • 1402 M – Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menghabiskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
  • 1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih menjadi seorang pemimpin pemerintah.
  • 1687 M – Wafatnya Sultan Muhammad IV.
  • 1804 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia yang pertama.
  • 1815 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia kedua.
  • 1826 M – Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino. Dan pembunuhan secara massal tentara elit Janissari.
  • 1830 M – Kemerdekaan Greece dan berakhirnya peperangan.
  • 1853 M – Awal Perang Crimea.
  • 1856 M – Berakhirnya Perang Crimea.
  • 1912 M dan 1913 M – Perang Balkan pertama dan Perang Balkan kedua
  • 1924 M – Khalifah dihapus.Dan berakhirnya sebuah pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.


Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Tokoh penyebar agama islam di Indonesia adalah walisongo antara lain,


  1. Sunan Ampel
  2. Sunan Bonang
  3. Sunan Muria
  4. Sunan Gunung Jati
  5. Sunan Kalijaga
  6. Sunan Giri
  7. Sunan Kudus
  8. Sunan Drajat
  9. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Read More

Kamis, 14 September 2017

Dzikir atau Wirid Setelah Shalat Jumat

Dzikir atau Wirid Setelah Shalat Jumat

Dzikir atau Wirid Setelah Shalat Jumat

Di tengah masyarakat kita, wirid setelah jumat cukup beragam, karena memang shalat Jumat berbeda dengan shalat maktubah lainnya. Di antara mereka ada yang membaca wirid sebagaimana setelah shalat maktubah, ada yang membaca surah al-Fatihah, al-Ikhlash dan al-Mu’awwidzatain masing-masing sebanyak tujuh kali, atau bahkan langsung membaca syi’ir yang sering dikumandangkan pada hari Jumat, yakni Ilahi lastu li al-firdaus ahla sampai akhir secara berjamaah.

Lantas bagaimana fikih memberi penjelasan mengenainya. Di dalam kitab-kitab fikih, semisal Bughiyah al-Mustarsyidin dan Fath al-Mu’in, kita temukan anjuran wirid yang dibaca setelah shalat Jum’at, yaitu dengan membaca surah al-Fatihah, surah al-Ikhlash, dan al-Mu’awwidzataian masing-masing sebanyak tujuh kali (Sab’an-sab’an). Wirid ini dibaca sebelum mengubah posisi dua kaki dari duduk.

Adapun faidah dari wirid ini, disebutkan mendapat ampunan atas dosa yang akan datang dan telah dikerjakan.
Lebih lengkah dari apa yang dijelaskan di dalam dua kitab di atas apa yang ditulis oleh ar-Ramli dalam kitab Hasyiahnya. Beliau mengutip sebuah hadits riwayat al-Mundziri dalam kitab Juz al-Jumah yang bersumber dari Anas secara Marfu’. Disebutkan, orang yang setelah salam imam di shalat Jumat dan sebelum mengubah posisi kedua kaki membaca Fatihah al-Kitab, surah al-Ikhlas dan al-Mu’awwidzatai masing-masing tujuh kali dosanya diampuni, baik yang lampau atau yang akan datang. Ia juga mendapat pahala sehitungan orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Selain itu, ar-Ramli juga menyebut riwayat Ibn Sinni dari hadis Siti ‘Aisyah secara Marfu’ yang menyebutkan bahwa orang yang membaca surah al-Ikhlas dan al-Mu’awwidzaian sebanyak tujuh kali setelah shalat Jumat akan mendapat perlindungan Allah dari segala kejelekan hingga Jumat berikutnya.

Dalam Riwayat ini tidak menyebut Fatihah. Mengutip  pendapat al-Barizi, ar-Ramli juga menyebut auturan wirid demikian, tetapi dengan jaminan yang sedikit berbeda, yaitu mendapat penjagaan atas agama, harta, keluarga dan anaknya. Abu ‘Ubaid juga menyatakan demikian, dengan riwayat melalui Ibn Syihab yang juga dengan tanpa menyebut surah al-Fatihah.

Di keterangan lain, juga ada hadis Mauquf dari Asma’ binti Abi Bakr yang menyebutkan, “Siapa yang setelah shalat Jum’at membaca  Fatihah al-Kitab, Qul Huwallohu Ahad, Qul A’udzu bi Robbil Falaq, dan Qul A’udzu bi Robbin Naas tujuh kali. Maka ia akan dilindungi hingga jum’at berikutnya.” (Syu’bu al-Iman al-Baihaqi Hadits no.2577, 2:518, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Hadits no. 30218, 10:357, dll).

Selain itu, banyak para ulama yang menghukumi sunah membaca wirid khusus setelah shalat Jumat di atas. Di antara mereka adalah Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalany ( w. 852 H.), Al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthy (w. 911 H.), dan Syekh Sulaiman bin Muhammad al-Bujairami.

Anjuran untuk membaca wirid di atas memang banyak bersumber dari sahabat yang dinilai Mauquf, walaupun secara riwayah dihukumi shahih. Kalaupun ada yang berstatus Marfu’, banyak yang menilai lemah. Akan tetapi, hadits dha’if masih bisa diamalkan sebatas dalam lingkup Fadha’il al-Amal. Terlebih lagi, dalam hadits Mauquf yang banyak dinilai akurat terdapat indikasi ke-Marfu’-an, karena materi yang disampaikan tidak ada peluang muncul dari ijtihad mereka sendiri. Tentunya, hal ini menunjukkan bahwa para sahabat mempelajarinya dari Rasulullah, karena saat itu hanya ada satu induk Guru.

Setelah membaca wirid demikian, doa yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk dibaca adalah:

اللهم يا غني يا حميد ، يا مبدىء يا معيد ، يا رحيم يا ودود ، أغنني بحلالك عن حرامك ، وبطاعتك عن معصيتك ، وبفضلك عمن سواك

Ada yang menyebut, doa ini dibaca sebanyak empat kali, ada yang menganjurkan untuk dibaca sampai 70 kali, ada yang tidak membatasinya.

Faedah yang bisa didapat, sebagaimana dikutip dalam kitab Bughiyah al-Mustarsyidin dari Abi ash-Shaif, satu pekan sampai Jumat berikutnya akan mendapat kelapangan rezeki.

Abi Thalib al-Makki juga menyebut demikian dengan menambah akan mendapat rezeki dari sumber yang tak terduga.

Demikian, wirid yang memang banyak dibaca dan sesuai dengan keterangan dari hadits dan para ulama di atas. Akan tetapi, banyak menilai bahwa wirid setelah shalat Jumat tidak jauh berbeda dengan wirid shalat Maktubah lainnya, seperti pembacaan Tasbih, Hamdalah dan Takbir masing-masing 33 kali. Oleh karena itu, ada sebagian imam yang menggabungkan dua model wirid ini.

Jika demikian, sebaiknya bacaan wirid dimulai dengan wirid pertama yang secara khusus menyebut shalat Jum’at, kemudian dilanjutkan dengan wirid shalat Maktubah sebagaimana biasanya.
Di tengah masyarakat, ada pula yang membaca syiir ilahi lastu lil Firdausi ahla…wala aqwa ‘ala naril jahimi, yang disebut dzikir taubat dan ada yang menyebut dzikir munajat. Dzikir ini dianjurkan oleh di antaranya Syekh ‘Abdul Wahhab asy-Sya’rani yang menyebut “Barang siapa yang secara kontinu membaca dua bait ini setelah shalat Jumat, Allah akan mewafatkannya dalam keadaan Islam, tanpa ragu.”

Lengkapnya, dua syiir ( terdapat dalam Nashaihul Ibad ) tersebut  :

إلَهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أهْلًا وَلَا أَقْوَي عَلَي النَارِ الجَحِيْمِ
فَهَبْ ِلي تَوْبَةًوَاغْفِرْ ذُنُوْبِي فَإنَكَ غَافِرُ الذَنْبِ العَظِيمِ

Jika kemudian ingin membaca syiir ini, mestinya tidak dibaca setelah salam, melainkan setelah bacaan wirid khusus di atas. Sebab, syiir ini tidak warid dari Rasulullah ﷺ dan Sahabat melainkan anjuran ‘Ulama.

Mestinya, dalam melakukan hal yang berkaitan dengan agama, kita mendahulukan sumber yang lebih mendekati pada Rasulullah ﷺ atau para sahabat, kemudian anjuran ‘Ulama.

Sebatas masih ada keterangan dari Rasulullah ﷺ, walaupun itu dha’if dalam lingkup dalam Fadha’il al-‘Amal, kita tidak bisa mengabaikannya.

Wallahua’lam.
Read More

Rabu, 13 September 2017

Ini Doa Yang Dipanjatkan Nabi Musa Ketika Dalam Kondisi Sulit

Ini Doa Yang Dipanjatkan Nabi Musa Ketika Dalam Kondisi Sulit


DALAM Al-Quran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Nabi Musa. Doa-doa itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang berbeda.

Namun ada satu doa yang sangat menakjubkan, doa yang mengobati sekian banyak kegelisahan yang dialami oleh Musa.

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

“Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku,” (QS. Al-Qashas: 24).

Anda bisa perhatikan surat al-Qashas, Allah menceritakan Musa dari ayat 3 hingga ayat 43. Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. Diliputi rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah dianggap puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup.

1. Firaun menjajah habis bani Israil

2. Membantai setiap bayi lelaki, dan membiarkan hidup bayi perempuan

3. Firaun membuat lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada harapan untuk bisa bangkit memperjuangkan kemerdekaannya.

4. Allah perintahkan ibunya Musa untuk melabuhkan anaknya ke sungai.

5. Musa diasuh oleh keluarga Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon musuhnya.

6. Setelah besar, Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun. Musa membunuh pengikut Firaun ketika berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air dengan korban.

7. Musa menjadi ketakutan di kota Mesir, karena telah membunuh pengikut Firaun. Bahkan datang seorang informan, bahwa para pemimpin pasukan Firaun telah bersepakat untuk membunuh Musa.

8. Musa keluar mesir dengan penuh ketakutan, beliau berjalan ke arah Madyan.

9. Di tengah perjalanan beliau menjumpai dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya. Kemudian dibantu Musa.

Dikutip dari kisahmuslim.com, saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi tiada lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, tidak mungkin kembali ke Mesir dalam waktu dekat. Di saat itulah, Musa merasa sangat butuh pertolongan Tuhannya. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa,

فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

“Musa memberi minum ternak itu untuk menolong kedua wanita itu, kemudian dia duduk di tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku,” (QS. Al-Qashas: 24).
Read More

Tujuh Pengorbanan Istri Yang Sering Tidak Disadari Suami

Tujuh Pengorbanan Istri Yang Sering Tidak Disadari Suami

Tujuh Pengorbanan Istri Yang Sering Tidak Disadari Suami

“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah,” (HR. Muslim).

WANITA adalah karunia terindah yang ada dan penting di dunia, tapi banyak perjuangan dan pengorbanan wanita tidak di ketahui pria.

1. Ketika suami menikah lagi dan perempuan berusaha menerima (karena alasan ekonomi atau agama atau alasan apapun), ia akan duduk sendiri di setiap malam dalam gelap kamar saat suaminya tengah mendekap mesra seorang perempuan lain di ranjang lain. Ia akan (mungkin) menangis karena terluka, tapi demi anak-anak ia akan berusaha menerimanya dengan sabar.

2. Sebagai isteri ia siap mengorbankan impian-impianny­a demi mengurus suami (yang kadang bersifat kekanak-kanakan­ dan minta diurus) dan anak-anak yang bandel.

3. Ketika suami mencela masakannya, ia akan bersusah payah belajar masak dari siapapun untuk bisa menghidangkan makanan dengan rasa terbaik pada suami dan anak-anaknya.

4. Ia bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jam kerjanya tak berbatas. Ia bangun ketika siapapun di rumah belum bangun, mulai bekerja, memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, lalu mengurus suami sebelum pergi kerja, mengurus anak-anak berangkat sekolah, ketika pakaian kering di jemuran ia akan mengangkatnya dan menyetrika dengan rapi.

5. Kemudian setelah begitu capek mengurus rumah tangga, malam giliran memenuhi ini itu suaminya. Mulianya seorang isteri adalah: tukang masak, tukang cuci, cleaning service, dan penghibur suaminya digabung jadi satu.

6. Ketika suaminya menginginkan punya anak 4, 5, 6 atau 9 orang, ia sebagai isteri harus siap menderita mengandung anak dan bertarung nyawa melahirkannya. Suami kadang tidak terlalu paham penderitaan macam begini karena mereka tidak mengalaminya

7. Meski laki-laki tak paham benar, tapi Allah Maha Mengerti, karena itulah ia memberi reward pada pengorbanan perempuan. Bagi yang meninggal karena melahirkan anak, Tuhan langsung memberinya surga. Bagi isteri yang setia bekerja mengurus rumah tangganya, dengan sabar dan ikhlas, maka silahkanlah ia masuk surga dari pintu mana saja ia suka.

Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim).
Read More

Senin, 11 September 2017

Gua Hira, Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu

Gua Hira, Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu

Gua Hira, Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu

Gua Hira, Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu

Gua hira tempat diturunkannya Wahyu Ilahi  kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Quran, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak, makna lahir dan makna batin, telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia dan celaka. Mendekati usia empat puluh tahun, mulailah tumbuh pada diri Nabi saw kecenderungan untuk melakukan ‘uzlah. Allah menumbuhkan pada dirinya rasa senang untuk melakukan ikhtila’ (menyendiri) di gua Hira’ (Hira’ adalah nama sebuah gunung yang terletak di sebelah barat laut kota Mekkah). Ia menyendiri dan beribadah di gua tersebut selama beberapa malam. Kadang sampai sepuluh malam, kadang lebih dari itu, sampai satu bulan. Kemudian beliau kembali ke rumahnya sejenak hanya untuk mengambil bekal baru untuk melanjutkan Ikhtila’-nya di gua Hira’. Demikianlah Nabi saw terus melakukannya sampai turun wahyu kepadanya ketika beliau sedang melakukan ‘uzlah.

Permulaan Wahyu di Gua Hira


Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a. menceritakan cara permulaan wahyu, ia berkata :

“Wahyu pertama diterima oleh Rasulullah saw dimulai dengan suatu mimpi yang benar. Dalam mimpi itu beliau melihat cahaya terang laksana fajar menyingsing di pagi hari. Kemudian beliau digemarkan (oleh Allah) untuk melakukan khalwah (‘uzlah). Beliau melakukan khalwah di gua Hira’ melakukan ibadah selama beberapa malam, kemudian pulang kepada keluarganya (Khadijah) untuk mengambil bekal. Demikianlah berulang kali hingga suatu saat beliau dikejutkan dengan datangnya kebenaran di dalam gua Hira’.

Pada suatu hari datanglah Malaikat lalu berkata;“Bacalah“.
Beliau menjawab, “Aku tidak dapat membaca.“
Rasulullah saw menceritakan lebih lanjut;

“Malaikat itu lalu mendekati aku dan memelukku sehingga aku merasa lemah sekali, kemudian aku dilepaskan. Ia berkata lagi; “Bacalah“
Aku menjawab; “Aku tidak dapat membaca“ .
Ia mendekati aku lagi dan mendekapku, sehingga aku merasa tidak berdaya sama sekali, kemudian aku dilepaskan. Ia berkata lagi; “Bacalah“
Aku menjawab; “Aku tidak dapat membaca.“
Untuk yang ketiga kalinya ia mendekati aku dan memelukku hingga aku merasa lemas, kemudian aku dilepaskan. Selanjutnya ia berkata lagi; “Bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan .. menciptakan manusia dari segumpal darah…“ dan seterusnya.
Siti Khadijah menjawab :”Tidak! Bergembiralah! Demi Allah sesungguhnya tidak akan membuat anda kecewa. Anda seorang yang suka menyambung tali keluarga, selalu menolong orang yang susah, menghormati tamu dan membela orang yang berdiri di atas kebenaran.”

Rasulullah saw segera pulang daam keadaan gemetar sekujur badannya menemui Khadijah lalu berkata; “Selimutilah aku … selimutilah aku ..“ Kemudian beliau diselimuti hingga hilang rasa takutnya.

Setelah itu beliau berkata kepada Khadijah; “Hai Khadijah, tahukah engkau mengapa aku tadi begitu?“ Lalu beliau menceritakan apa yang baru dialaminya.

Selanjutnya beliau berkata: “Aku sesungguhnya khawatir terhadap diriku (dari gangguan makhluk jin).”

Beberapa saat kemudian Khadijah mengajak Rasulullah saw pergi menemui Waraqah bin Naufal, salah seroang anak paman Siti Khadijah. Di masa jahiliyah ia memeluk agama Nasrani. Ia dapat menulis huruf Ibrani, bahkan pernah menulis bagian-bagian dari Injil dalam bahasa Ibrani. Ia seorang yang sudah lanjut usia dan telah kehilangan penglihatannya.
Kepadanya Khadijah berkata :

“Wahai anak pamanku, dengarkanlah apa yang hendak dikatakan oleh anak- lelaki saudaramu (yakni Muhammad saw)“.

Waraqah bertanya kepada Muhammad saw; “Hai anak saudaraku, ada apakah gerangan ?“
Rasulullah saw , kemudian menceritakan apa yang dilihat dan dialami di dalam gua Hira’.

Setelah mendengar keterangan Rasulullah saw Waraqah berkata: “Itu adalah Malaikat yang pernah diutus Allah kepada Musa. Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda perkasa! Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu!”
Rasulullah saw bertanya; “Apakah mereka akan mengusir aku?“

Waraqah menjawab, “Ya. Tak seorangpun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang kaan kamu hadapi itu, psti kamu kubantu sekuat tenagaku.“ Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dunia, dan untuk beberapa waktu lamanya Rasulullah saw tidak menerima wahyu.

Terjadi perselisihan tentang berapa lama wahyu tersebut terhenti. Ada yang mengatakan tiga tahun, dan ada pula yang mengatakan kurang dari itu. Pendapat yang lebih kuat ialah apa yang diriwayatkan oleh Baihaqi, bahwa masa terhentinya wahyu tersebut selama enam bulan.

Tentang kedatangan Jibril yang kedua, Baihaqi meriwayatkan sebuah riwayat dariJjabir bin Abdillah, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw berbicara tentang terhentinya wahyu.

Beliau berkata kepadaku: “Di saat aku sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Ketika kepala kuangkat , ternyata Malaikat yang datang kepadaku di gua Hira’, kulihat sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Aku segera pulang menemui istriku dan kukakatan kepadanya, “

Selimutilah aku, selimutilah aku ….selimutilah aku ….! Sehubungan dengan itu Allah kemudian berfirman : “Hai orang yang berselimut, bangunlah dan beri peringatan. Agungkanlah Rabb-mu , sucikanlah pakaianmu, dan jauhilah perbuatan dosa ….“ (Al-Muddatsir)
Sejak itu wahyu mulai diturunkan secara kontinyu.

Demikian sekilas mengenai Gua Hira, Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu. Semoga menjadi panutan bagi kita umatnya.
Read More

Minggu, 10 September 2017

Ujian Ciri Manusia Disayang Allah SWT

Ujian Ciri Manusia Disayang Allah SWT

Ujian Ciri Manusia Disayang Allah SWT

UJIAN adalah salah satu bentuk ciri hidup di dunia.Sebab, sejatinya kehidupan di dunia ini hanyalah sementara yang berupa ujian-ujian yang harus dilewati untuk menggapai tujuan hakiki, kenikmatan surgawi

Sejatinya Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk melihat seberapa besar kemampuan manusia dalam menjalanai dan melewati ujian tersebut. Ibarat sebuah ujian di sekolah, dimana guru memberikan lembar soal ujian yang bertujuan agar siswa mampu memecahkan permasalan lalu hasilnya akan dinilai oleh guru tersebut hingga di akhir semester nilai ujian itu akan terpampang dengan peringkat antar siswa saling berbeda satu sama lainnya, tentunya tergantung dari kemampuan siswa mengisi soal ujian tersebut.

Hal itu pun sama dengan ujian hidup, Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui setiap kemampuan hamba-hamba-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja, ataupun masalah-masalah lainnya.
Allah SWT berfirman,

” Dan sungguh, Kami benar-benar menguji kalian dengan sedikit dari rasa takut, lapar, krisis moneter, krisis jiwa dan krisis buah-buahan.Sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innalilahi wa ina ilaihi rajiun (Kami milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali)’. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan kasih sayang dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” (QS. Al Baqarah:155-157).
Bahkan Nabi SAW bersabda:

“Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya,” (HR. At Tirmidzi).

Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila kita ditimpa musibah atau ujian hidup:

1. Berdasarkan hadits Nabi SAW diatas yang berbunyi, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. .

”Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian manusia terima adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Logikanya, seseorang yang menyanyangi orang lain itu akan sering memperhatikan orang yang disayanginya, pun dengan Allah kepada hamba-Nya, dengan datangnya ujian berarti Allah sedang memperhatikan diri kita dan bentuk perhatian inilah sebagai salah satu ciri bahwa Allah sayang dan cinta kepada hamba-Nya yang ditimpa musibah.

2. Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

“Adakah kalian mau bersabar?”,(QS. Al Furqon : 20).
Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar bersabar. Logikanya, dengan seringnya datang ujian meski awalnya sulit namun karena sudah terbiasa maka seiring berjalannya waktu kesulitan itu kan sirnah bahkan kita pun akan terbiasa menyelesaikan ujian-ujian yang datang kepada diri kita. Sehingga tentunya Allah membuat ujian hidup semata-mata ingin menaikan derajat hamba-Nya agar mencapai derajat sabar.

3. Melatih kita untuk belajar bersyukur. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT :

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
 (QS. Ibrahim [14]: 7). 


Beginilah Cara Menyikapi Ujian dan Cobaan Hidup

Dalam hidup pasti ada cobaan dan ujian yang selalu datang menghampiri kita. Namun, bentuk cobaan itu datang dengan cara yang berbeda-beda. Kebanyakan dari kita biasanya menganggap segala bentuk cobaan itu berbentuk musibah saja.

Tapi sebenarnya kenikmatan dan rizki juga merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk cobaan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Allah juga berfirman dalam sebuah ayat,

"Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." [QS. Al-Anbya ayat 35]

Allah telah menegaskan kepada kita semua bahwa sesungguhnya ujian dan cobaan itu tidak hanya seputar hal-hal yang buruk dan tidak menyenangkan saja, justru kesenangan dan nikmat juga merupakan sebuah ujian yang tentu saja harus kita renungkan bersama.
Lalu bagaimana cara kita menyikapi berbagai macam bentuk ujian hidup

Menyikapi Nikmat Sebagai Cobaan Hidup

Terkadang saat kita diberi nikmat oleh Allah, kita akan merasa sangat senang dan gembira. Kemudian kita menganggap bahwa Allah telah memuliakan kita dengan melapangkan rizki kita. Lalu, mari kita renungkan ayat berikut ini,

"Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: 'Rabbku telah memuliakanku.' Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: 'Rabbku menghinakanku.' Sekali-kali tidak (demikian)." [QS. Al-Fajr ayat 15-17]

Ayat diatas adalah sebagai pelajaran bagi kita, karena kebanyakan dari kita akan merasa sombong dan lalai ketika kita diberi nikmat oleh Allah. Padahal Allah sendiri mengatakan bahwa Dia juga menguji hamba-Nya dengan nikmat yang Dia berikan.

Ujian kenikmatan adalah ujian yang paling berat jika dibandingkan dengan ujian dalam bentuk musibah. Karena, ujian ini dapat melalaikan kita dan cenderung membuat kita sombong dan bahkan dapat menjadikan kita menjadi seorang yang kufur terhadap nikmat-Nya jika kita tidak bersyukur.

Sehingga, sikap terbaik ketika mendapat nikmat dari Allah SWT adalah dengan cara mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Karena kita sebagai manusia memang dituntut untuk bersyukur terhadap segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita.

Ada banyak cara untuk bersyukur kepada Allah, salah satu yang paling mudah dilakukan adalah dengan cara meyakini bahwa nikmat yang diterima semata-mata pemberian Allah dan tidak menisbatkan kenikmatan itu kepada kepintaran, kekuatan, keberanian, dan sebagainya yang membuat diri kita sombong dan malah merendahkan orang lain.

Kita dapat membandingkan bagaimana cara menyikapi nikmat yang Allah berikan kepada dua orang ini. Orang pertama yaitu Nabi Sulaiman, ketika singgasana Ratu Balqis bisa didatangkan di hadapannya dalam tempo sekejap, maka beliau berkata:

"Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)." [QS. An-Naml ayat 40]

Inilah sikap yang harus dilakukan oleh orang mukmin, lalu mari kita bandingkan dengan sikap dan ucapan Qarun yang menyombongkan kemampuannya, seperti yang Allah kisahkan:
"Qarun berkata: 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku'." [QS. Al-Qashash ayat 78]

Karena kesombongannyalah akhirnya Allah membinasakan Qarun dan tanah menelannya bersama dengan harta benda miliknya hanya dalam waktu semalam. Inilah salah satu bukti azab dari Allah untuk orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya. Namun, meskipun Qarun sudah binasa beribu-ribu tahun yang lalu, namun sifatnya masih ada hingga sekarang.

Untuk itu, ketika mendapatkan nikmat, hendaknya kita selalu mensyukuri nikmat Allah tersebut, jangan menisbatkan nikmat yang kita peroleh itu kepada kekuatan, kepintaran, keberaniannya, dan semisalnya yang menjadikan kita sombong dan ingkar kepada nikmat Allah.

Selain itu, pergunakanlah nikmat yang kita peroleh untuk melakukan amal-amal shaleh yang lainnya seperti jika kita diberikan harta dan rizki yang melimpah, maka kita gunakan untuk beramal, membantu orang lain yang membutuhkan, berzakat, dan lain sebagainya. Dan apabila kita mendapatkan nikmat berupa kesehatan maka pergunakanlah nikmat tersebut untuk menjadi lebih taat kepada apa yang Allah perintahkan kepada kita.

Menyikapi Cobaan Berupa Musibah

Salah satu dari bentuk cobaan ialah musibah. Namun perlu diketahui bahwa setiap musibah itu datang atas kehendak dan seizin dari Allah SWT, dan Allah mengatakan bahwa barangsiapa yang bersabar menghadapinya maka Allah akan memberikannya balasan berupa kebaikan. Allah berfirman,

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." [QS. At-Taghabun ayat 11]

Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita kala menghadapi cobaan? ketika menghadapi sebuah musibah, sebaiknya kita lebih banyak bersabar dan tabah dalam menghadapinya. Kita juga harus meyakini bahwa setiap cobaan yang datang itu atas kehendak dari Allah SWT, kita hanya bisa pasrah dalam menjalaninya dengan meyakini bahwa disetiap cobaan tersebut pasti akan ada hikmah yang baik untuk kita.

Adapun kita juga harus menganggap sebuah musibah sebagai nikmat karena musibah yang menimpa seorang mukmin adakalanya sebagai penghapus dosa yang dilakukannya, atau untuk meninggikan derajatnya, atau sebagai cambuk peringatan agar dia kembali ke jalan Allah.

Kesimpulan

"Di antara tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan adalah, apabila ilmu seseorang bertambah maka ia semakin tawadhu’ dan pengasih. Bila amalnya bertambah maka ketakutan dan kewaspadaannya juga bertambah. Jika umurnya bertambah maka makin berkurang sifat tamaknya. Setiap kali bertambah hartanya maka makin dermawan dan makin tinggi kesungguhannya dalam berinfak. Semakin tinggi posisinya maka ia semakin dekat dengan banyak orang, memenuhi hajat mereka dan bersikap rendah hati terhadap manusia."

"Sementara, tanda-tanda kesengsaraan seseorang adalah, apabila ilmunya bertambah maka ia semakin sombong dan sesat, setiap kali amalnya bertambah maka ia semakin bangga dan meremehkan orang lain, semakin tambah usianya maka ia semakin tamak, semakin banyak hartanya maka ia semakin kikir dan bakhil, setiap kali naik jabatannya maka semakin sombong ia dan makin sesat."

Karena sejatinya kenikmatan adalah cobaan dari Allah yang akan memperlihatkan rasa syukur atau kufur. Sama halnya dengan musibah, dia juga datang dari Allah untuk memperlihatkan kesabaran atau kemarahan. Sehingga kenikmatan dan kelapangan adalah ujian yang harus di sikapi dengan rasa syukur. Sedangkan cobaan dan musibah juga merupakan ujian yang harus di sikapi dengan kesabaran.
Itulah sikap seorang mukmin ketika menghadapi cobaan dan ujian hidup. Semoga menjadi bahan renungan untuk kita semua, aamiin.

Lulus Ujian Akhir? Bidadari Surga Menantimu



Hidup penuh ujian. Allah SWT berfirman bahwa Ia memberi ujian agar mengetahui siapakah yang terbaik amalnya. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagimu, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka terbaik perbuatannya. (QS. al-Kahfi: 17)

Sesungguhnya ritme ujian hidup tak ubahnya seperti ujian akhir yang dihadapi para mahasiswa. Sebelum ujian tiba, mahasiswa harus mengikuti perkuliahan reguler dengan tekun dan menyimak apa yang diajarkan dosen agar mendapat ilmu yang bermanfaat dan lulus ujian. Mahasiswa yang terbaik persiapan belajarnya, maka niscaya akan mampu menghadapi ujian itu dengan baik pula. Suka atau tidak, mahasiswa harus menghadapinya, sehingga wajib baginya untuk menyiapkan perbekalannya, sebelum, menjelang, saat dan sesudah ujian. Demikian pula seorang muslim, ia harus menyiapkan bekal untuk menghadapi ujian hidup agar sukses memasuki surga.

Sebelum Ujian Tiba Setidaknya ada 5 hal yang harus disiapkan seorang muslim sebelum menghadapi ujian hidupnya, yaitu :


1. Kenali sang pemberi ujian, Allah SWT. Sebagai mahasiswa, kita harus mengenali tipe dosen yang mengajar dan mengetahui cara mengajarnya, pun dalam memberikan nilai. Apa yang dinilai dan bagaimana ia menilai. Seorang dosen tentu memiliki bobot penilaian sekian persen untuk nilai uts, uas, kehadiran, quiz dan tugas. Allah SWT memiliki 99 asmaul husna. Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu). (HR. Bukhari). Ia Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi jangan lupa, Ia juga Maha Keras Siksanya.

2. Simak apa yang diajarkan sang pemberi ujian Dosen biasanya memberi kisi-kisi ketika mendekati ujian, bahkan jauh hari, saat tengah mengajar, dengan kata-katanya, Catat ini, karena biasanya akan keluar dalam soal ujian. Kisi-kisi ujian itu difirmankan Allah SWT, Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dan sedikit ketakutan, penyakit, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar . (QS. Al Baqarah : 153 )

3. Banyak latihan Mahasiswa harus berlatih dengan mengerjakan soal-soal dan banyak membaca. Ini akan memudahkan ketika menghadapi ujian. Seorang muslim pun demikian, ia harus menempa dirinya dengan ibadah harian, dan tidak memanjakan diri dengan kesenangan duniawi. Orang beriman, mereka telah dilatih oleh-Nya untuk hanya bergantung pada-Nya melalui shalat, doa dan zikir. Mereka dilatih untuk hidup Zuhud (dunia ditangannya namun tidak di hati) melalui zakat, infaq dan shodaqoh. Mereka dilatih untuk bersabar, menahan hawa nafsu melalui puasa. Mereka dilatih untuk bersatu antar sesamanya, kaum mu'minin, melalui haji. Semua itu adalah bekal untuk mempersiapkan pejuang sejati.

4. Jangan absen untuk menghadap-Nya. Mahasiswa absen lebih dari 4 kali di kelas? Dapat dipastikan, tidak akan bisa mengikuti ujian akhir. Shalat wajib Anda tinggalkan? Maka kesempatan untuk berkompetisi hilang sudah. Shalat adalah tiang agama. Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi. (HR. Annasa'i dan Attirmidzi)

5. Kerjakan tugas-tugas dari Allah SWT. Dosen memberi tugas? Kerjakan, karena jika tidak, kita tidak akan bisa mendapat nilai A. Apa yang ditugaskan Allah SWT pada kita? Dan hendaklah ada diantara kamu orang-orang yang mengajak kepada kebaikan, dan menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104) Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. (QS. An-Naml : 120)

6. Bertanya jika ada yang tidak diketahui. Mahasiswa belajar sendiri, mungkin bisa saja dilakukan, namun belum tentu sempurna hasilnya karena terkadang ada catatan yang tak lengkap atau ada ilmu yang diketahui teman, tetapi tak diketahui oleh kita. Bertanya, adalah kunci pembuka ilmu. Seorang muslim dapat saja belajar sendiri dengan membaca buku-buku Islam, tetapi ia tetap harus bertanya pada teman yang lebih paham ataupun kepada para ulama.  Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.(QS.16 : 43)

Menjelang Ujian Waktu ujian tengah semester maupun akhir semester, telah ditetapkan waktunya. Dalam hidup, tidak bisa tidak, cepat atau lambat, ujian pasti terjadi. Ada 4 hal yang harus dipersiapkan ketika ujian semakin dekat, yaitu :

1. Persiapkan ilmu, analisa ujian Analisa ujian yang dihadapi, jangan reaktif. Siapkan jurus-jurus untuk menghadapi ujian, karena setiap soal berbeda bobotnya. Bekal ilmu untuk menghadapi ujian hidup, sangat penting. Dengan ilmu, kita dapat mengetahui mana jalan yang diridhai-Nya dan mana yang tidak. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Athabrani).

2. Belajar dari soal-soal sebelumnya Mahasiswa harus rajin mencari foto kopi soal di semester sebelumnya, karena soal ujian biasanya mirip. Pelajarilah ujian yang dihadapi para nabi, ambil hikmah dari setiap ujian. Bagaimana ending penderitaan yang dialami para nabi? Semuanya ada di dalam Al Qur'an. Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kami. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, diguncang (dengan berbagai cobaan). Sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS. Al-Baqarah: 214)

3. Belajar dari buku wajib dan buku tambahan Ada buku wajib kampus dan buku tambahan. Buku wajib seorang muslim adalah Al Qur'an dan Hadits. Dan untuk buku tambahan adalah buku-buku Islam kontemporer agar wawasan bertambah. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah Rasulullah saw. (HR. Muslim).

4. Berdoa Berdoalah kepada Allah SWT semoga Ia memudahkan dalam mengerjakan soal-soal ujian. Senjata orang-orang beriman adalah doa. Doa adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya la)

Saat Ujian 1. Hadapi dengan tenang dan sabar. Saat memasuki ruang ujian, hadapilah dengan tenang dan sabar, jangan tergesa-gesa. Pun di dalam menghadapi ujian hidup, wajib sabar ketika ujian itu datang. Rasulullah SAW bersabda, Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula tertimpa musibah. (HR. Al Bukhari)

2. Konsentrasi pada soal ujian, jangan curang. Soal telah dibagikan. Konsentrasilah pada soal ujian dan jangan coba-coba menyontek! Saat ujian datang, seorang muslim jangan justru lari dari-Nya dengan cara bermaksiat kepada-Nya. Berapa banyak kita saksikan manusia yang ditimpa ujian dan cobaan, bukannya mendekat kepada-Nya, tetapi justru bermaksiat dengan lari dari jalan da'wah ataupun memisahkan diri dari barisan. syaghalatna amwaluna waahluna : kami telah dilalaikan oleh harta dan keluarga (QS. 48:11)

3. Selesaikan yang mudah dahulu. Menghadapi ujian dari dosen, membutuhkan strategi, jangan mengerjakan soal-soal yang sulit dahulu, tetapi kerjakan yang mudah. Jangan memasuki bidang ujian yang kita tidak mampu memasukinya. Rasulullah SAW bersabda, Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah? Nabi saw menjawab, Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.(HR. Ahmad dan Attirmidzi)

4. Jangan mengeluh bila soalnya sulit. Ujian kita sangat sulit? Jangan mengeluh. Karena percuma saja, toh ujian tak akan selesai dengan keluhan. Seorang muslim janganlah sampai mengeluh ketika ujian menimpa, karena Rasulullah SAW bersabda, Ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Athabrani).

Sesudah Ujian

1. Evaluasi Apakah ujian itu dapat kita lalui dengan baik? Ucapkan hamdalah bila berhasil melaluinya. Seorang muslim ketika telah melewati ujian berupa penderitaan dan kesedihan, hendaknya tetap istiqomah di jalan-Nya. Dari Abu Hurairah ra katanya, sabda Rasulullah saw, Tidak disengat seseorang mukmin itu dua kali dalam satu lubang.

2. Ambil hikmahnya. Ada hikmah di setiap kejadian. Karena khasanah kebaikan kembali kepada-Nya. Bahkan ketika tertusuk duri, ada hikmahnya. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Al Bukhari)

3. Bersiap menghadapi ujian selanjutnya. Ujian mahasiswa tentu tidak hanya satu mata kuliah, tetapi ada beberapa macam. Selama hayat masih dikandung badan, maka bersiaplah menghadapi ujian-ujian yang beraneka ragam bentuknya. Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan kami beriman sedang mereka tidak di uji lagi  (QS. Al Ankaabut: 2-3)

Untuk Apa Ujian Itu?

Untuk apakah ujian itu Allah SWT berikan kepada hamba-hamba- Nya? Ujian adalah sunnatullah dari Allah untuk memisahkan orang-orang munafik dari barisan orang-orang beriman, memisahkan antara loyang dengan emas. Allah menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran) . Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).(HR. Athabrani)

Ujian adalah tarbiyah dari Allah untuk meningkatkan derajat hamba-Nya, sebagai wujud kasih sayang-Nya. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Athabrani).

Ujian adalah sunntullah untuk orang-orang yang berada di jalan Al Haq. Jika kita tidak merasakan adanya ujian yang berat, maka patut dipertanyakan apakah jalan yang kita lalui adalah jalan yang benar. Saad bin Abi Waqqash berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah saw, Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya Nabi saw menjawab, Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seroang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Al Bukhari)

Dalam menghadapi ujian, seorang mu'min harus selalu berprasangka baik kepada Tuhannya. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Attirmidzi).

Allah SWT menghibur orang-orang beriman dalam menghadapi ujian dengan firman-Nya, Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya) , jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. 3 : 139).

Penutup Ujian hidup tidak selamanya berbentuk penderitaan dan kesedihan hati, tetapi bisa juga dalam bentuk kenikmatan dan kesenangan. Bila ujian itu dalam bentuk kesenangan, apakah sang hamba dapat bersyukur? Bila dalam penderitaan, apakah sang hamba bersabar? Syukur dan sabar adalah keistimewaan orang-orang yang beriman, yang dikagumi oleh sang nabi.

Surga memiliki kriteria (muwashofat) untuk orang-orang yang akan memasukinya. Nilai A, B, C, D, atau E, adalah hak prerogatif Allah SWT. Tugas manusia adalah berdoa, berikhtiar dan bersabar. Dan tentu saja, untuk mengetahui apakah kita benar-benar lulus atau tidak, jawabannya ada di hari akhir nanti.

Lulus ujian, akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya dan tiada lain balasannya adalah ridha-Nya, surga-Nya, dan bidarari yang bermata jeli. Allah SWT berfirman, Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS. Al Waqiah : 22-23). Bidadari menantimu. Selamat ujian.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
                                                                                                                             


Read More

Cari Blog Ini

© Belajar Soleha, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena